{"id":5791,"date":"2021-11-20T16:02:30","date_gmt":"2021-11-20T09:02:30","guid":{"rendered":"https:\/\/sunmedia.co.id\/?p=5791"},"modified":"2021-12-11T16:57:49","modified_gmt":"2021-12-11T09:57:49","slug":"rebranding-facebook-jadi-meta-kenali-5-fakta-menariknya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/sunmedia.co.id\/blog\/rebranding-facebook-jadi-meta-kenali-5-fakta-menariknya\/","title":{"rendered":"Rebranding Facebook Jadi Meta? Kenali 5 Fakta Menariknya"},"content":{"rendered":"
Sejak Kamis, 28 Oktober, CEO sekaligus Founder Facebook Mark Zuckerberg secara resmi mengumumkan Meta sebagai nama terbaik untuk rebranding Facebook. Apa yang mendasari hal ini? Selama 17 tahun sejak launching-nya TheFacebook, Inc.di February 2004, lalu disusul perubahan namanya menjadi Facebook, Inc. (2005\u20132021), apa saja fakta menarik di balik perbedaan rebranding Facebook yang mencolok dengan Meta? Simak selanjutnya dengan mengikuti artikel Sun Media Digital Marketing Agency Bali<\/a> di bawah ini.<\/p>\n Contents<\/p> Dalam Founder\u2019s Letter yang dituangkan di laman about.facebook<\/a>, Mark secara gamblang mengungkapkan bahwa kemajuan teknologi internet merupakan salah satu faktor pendorong Meta. Misinya masih tetap sama; membuat semua orang dapat terhubung tanpa halangan jarak dan waktu dalam sebuah wadah sosial untuk berekspresi. Mengutip yang Mark bagikan dalam situs tersebut, \u201cKetika pertama kali memulai Facebook, awalnya kita selalu bergantung pada ketikan. Lalu muncul hp dengan kamera, dan internet menjadi condong ke visual dan penggunaan mobile. Semakin cepat koneksi yang kita dapatkan, berbagi kegiatan kini lebih mengutamakan media video. Kita telah melalui perubahan dari desktop lalu ke web lalu mobile; dari teks ke foto lalu video.\u201d<\/p>\n Meta, paparnya, merupakan bagian selanjutnya dari kemajuan internet, yang lebih canggih dan kompleks dimana Anda tidak hanya sekedar mengandalkan visual untuk melihat dalam model 2D, tapi terlibat langsung di dalamnya dan turut hadir merasakan dan melampaui batasan visual yang selama ini belum secara penuh mampu membuat kita terhubung. Nantinya teknologi ini akan diproyeksikan dengan kerangka 3D yang dapat dihadirkan di dunia nyata secara real-time. Menambahkan dari sebuah sesi wawancara di The Verge<\/a>, Mark menerangkan bahwasannya alasan rebranding Facebook utamanya, karena nama Facebook sendiri belum mampu untuk merepresentasikan visi dari Beliau.<\/p>\n Orang-orang mengecap Facebook sebagai platform media sosial yang menurut Mark tidak mewakili citra company yang ingin ditampilkan laki-laki berusia 37 tahun itu. \u201cKami adalah sebuah perusahaan yang membangun teknologi untuk membantu menghubungkan para user.\u201d<\/p>\n Mark sangat percaya diri bahwa penerapan teknologi metaverse dalam ranah sosial akan menjadi terobosan paling mutakhir dalam sejarah internet seluler, \u201cSaya rasa, kita dasarnya bergerak sebagai Facebook di awal lalu menjadi pelopor berkembangnya metaverse.\u201d Namun, konsep metaverse sendiri telah ada sejak lama. Meta juga terispirasi dari sebuah novel berjudul Snow Crash yang terbit di tahun 1990-an. Novel tersebut menceritakan bagaimana orang-orang melarikan diri dalam dunia nyata yang kejam (dystopia) menuju dunia virtual. Adaptasi yang ingin dibawa Zuckerberg adalah menjadikan metaverse sebagai suatu konsep dunia impian (utopia) yang juga membuka kemungkinan pada perkembangan ekonomi khususnya dalam pemesanan produk dan layanan virtual.<\/p>\n \u201cI think we\u2019re basically moving from being Facebook first as a company to being metaverse first,\u201d<\/em><\/p>\n Hal ini pun telah diterka Zuckeberg; bahwa timing rebranding Facebook sendiri akan menuai kontroversi. Salah satunya adalah dari para pembuat regulasi dan regulator global yang melakukan pengawasan ketat untuk mengendalikan market power yang luar biasa oleh Meta, keputusan algoritmik, dan skema apabila terjadi pelanggaran oleh pihak Facebook. Ide metaverse sendiri beberapa tahun belakangan sedang sangat \u2018happening\u2019 di kalangan investor dan menurut pendiri Metaverse Somnium Space di tahun 2017, Artur Sychov, terkesan terburu-buru\u00a0 seolah memaksakan agar ikut mencuri perhatian para investor kelas atas tersebut. Rebranding Facebook sesungguhnya telah terpikirkan sejak 2012 dan 2014, saat Mark membeli Whatsapp dan Instagram namun baru terealisasikan di awal tahun 2021.<\/p>\n \u201cSaya rasa banyak kebingungan dan kecanggungan yang tejadi karena suatu kami menaungi beberapa brand media sosial.\u201d Setelah sebelumnya, insiden kebocoran dokumen internal oleh seorang mantan pegawai Facebook Frances Haugen kepada pejabat pemerintahan dan berbagai outlet media, terbitnya Meta disangka untuk menutupi citra buruk Facebook yang dicap kepada platform sosial tersebut. Namun, Mark telah menyangkalnya bahwa rebranding Facebook tidak ada hubungannya dengan hal tersebut.<\/p>\n Terdapat 1 aspek yang ditekankan dalam teknologi yang ingin dikembangkan Meta, yaitu Presence atau kehadiran. Mengamati fenomena banyaknya waktu yang kita habiskan di depan layar, fokus yang ingin dicapai Mark adalah membangun teknologi yang memungkinkan waktu yang kita habiskan tersebut\u00a0 menjadi lebih baik dan bermakna.<\/p>\nAlasan Utama Rebranding Facebook<\/strong><\/span><\/h2>\n
Konsep Metaverse Bukan Hal Baru<\/strong><\/span><\/h2>\n
Citra Rebranding Facebook yang Digadang-gadangkan Terburu-Buru <\/strong><\/span><\/h2>\n
Impian yang Ingin Dicapai Mark dengan Rebranding Facebook Meta<\/strong><\/span><\/h2>\n