{"id":2917,"date":"2019-08-09T09:13:35","date_gmt":"2019-08-09T09:13:35","guid":{"rendered":"https:\/\/www.sunmedia.co.id\/?p=2917"},"modified":"2021-10-26T10:33:49","modified_gmt":"2021-10-26T03:33:49","slug":"produk-lokal-setara-louis-vuitton-bukti-umkm-layak-go-international","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/sunmedia.co.id\/blog\/produk-lokal-setara-louis-vuitton-bukti-umkm-layak-go-international\/","title":{"rendered":"Produk Lokal Setara Louis Vuitton, Bukti UMKM Layak Go International"},"content":{"rendered":"

Ada kejadian menarik dialami oleh pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) asal Indonesia. Belum lama ini, sejumlah tas produksi UMKM Semarang ditahan pihak imigrasi Rusia karena dianggap sebagai barang bernilai ratusan juta rupiah.<\/p>\n

Seperti yang dilansir dari HaiOnline.com, peristiwa ini diceritakan oleh pengguna social media @gus_dibyo melalui unggahan nya di Twitter pada Minggu (4\/7) kemarin. Dalam cuitannya @gus_dibyo meceritakan kejadian yang dialami oleh Syanas Nadya Winanto Putri, seorang pengusaha pemilik brand Roro Kenes yang hendak dipamerkan dalam Festival Indonesia Moscow yang digelar di Krasnaya Presnya Park, Moskow, Rusia pada tanggal 2 sampai 4 Agustus lalu.<\/p>\n

Saat sampai di Bandara Domodedevo, Rusia, tas bermerek Roro Kenes<\/a> itu ditahan oleh pihak imigrasi bandara. Alasannya, karena ta situ dianggap sekelas dengan merek terkemuka dunia seperti Chanel, Bottega Veneta, atau Louis Vouitton yang berharga ratusan juta rupiah.<\/p>\n

“Usut punya usut, mereka anggap tas Roro Kenes itu buatan Eropa seperti Louis Vuitton<\/a>, Channel,Bottega dan lain lain. Orang Rusia juga nggak percaya itu tas buatan Indonesia. Mereka nilai tas itu buatannya sangat halus dan bagus, katanya malah dari bahan kulit eksotis yang harganya ratusan juta rupiah,” tulis @gus_dibyo d Twitternya.<\/p>\n

Saat dikonfirmasi, pemilik brand Roro Kenes, Syanaz mengatakan pihak imigrasi Rusia mengira tas buatannya berbahan kulit berkualitas premium seperti milik brand terkenal dunia. \u201cMereka (pihak imigrasi Rusia) bilang tas saya pasti harganya ratusan juta dan terbuat dari kulit eksotis kualitas premium sekelas (Louis) Vuitton atau Bottega (Veneta),\u201d ungkap Syanaz seperti yang dikutip dari Kompas.com.<\/p>\n

Padahal, Syanaz mengaku bahwa tas tersebut terbuat dari karung goni dengan motif tenun lurik yang harga ekspornya berkisar Rp. 150 ribu untuk tas karung goni, dan Rp. 1 juta untuk tas kulit. Menanggapi kejadian ini, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang juga hadir dalam pameran itu justru menganggap peristiwa ini adalah hal yang baik.<\/p>\n

Ganjar menilai sikap pihak imigrasi Rusia itu secara tidak langsung menjadi pengakuan bahwa produk milik Syanaz memiliki kualitas internasional. \u201cKualitas (Roro Kenes) dianggap premium berarti sudah layak eskpor dengan harga yang kompetitif. Semoga tahun depan bisa menyaingi tas branded yang puluhan juga,\u201d terang Ganjar.<\/p>\n

Contents<\/p>